Kamis, 24 Maret 2011

Teh Hijau, Anti Kanker yang Kuat

Ada beragam jenis teh yang saat ini beredar di pasaran. Namun secara umum, berdasar pengolahannya, ada tiga jenis teh. Pertama, teh hitam yang dibuat melalui proses fermentasi. Kedua, teh hijau yang sama sekali bebas proses fermentasi. Ketiga, teh oolong yang dibuat melalui proses semi fermentasi
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Teh dan Kina, pada setiap 100 gram teh hitam terkandung 19,4 gram protein, 10,9 gram serat, 2,5 gram lemak, dan 32,1 gram gula. Jadi tanpa menambahkan gula pun, teh hitam sudah cukup mengandung gula.
Kandungan teh hijau beda lagi. Dalam setiap 100 gram terdapat 24 gram protein, kandungan serat 10,6 gram, lemak sebanyak 4,6 gram, dan kandungan gulanya 35,2 gram. Meski kadar lemaknya lebih tinggi dari teh hitam, jangan takut mengkonsumsinya. Soalnya, dalam teh hijau ada zat penetralisirnya yakni, vitamin C. Untuk setiap 100 gram teh hijau, terkandung 250 mg vitamin C. Bahkan, pada 100 gram teh hijau Sencha sebanding dengan 700 gram jeruk mandarin.
Institut Kanker Nasional Amerika Serikat bahkan juga menyimpulkan , teh hijau memiliki sifat anti kanker yang kuat.

Menurut para ilmuwan Taiwan, meminum segelas teh hijau atau lebih dalam sehari bisa melawan efek buruk rokok yang bisa menyebabkan kanker paru, terutama pada perokok yang tak memiliki gen bawaan kanker.
I-Hsin Lin, seorang murid pascasarjana di Chung Shan Medical University di Taiwan menyatakan bahwa antioksidan yang ada di dalam teh hijau bisa menghambat pertumbuhan tumor. Studi penelitian ini dipresentasikan di American Association of Cancer Research pada pertemuan International Association for the Study of Lung Cancer, Coronado, California, Januari 2010 ini.

Lin menemukan adanya efek proteksi terutama pada grup perokok yang mempunyai genotipe spesifik tidak terkait dengan resiko kanker. Bersama timnya, dia mengevaluasi 170 orang pasien dengan kanker paru dan 340 pasien yang sehat. Mereka diminta untuk menjabarkan kebiasaan merokok mereka, kebiasaan meminum teh hijau mereka dan faktor gaya hidup lainnya selama lima tahun belakangan ini.
Para peneliti ini melakukan pemisahan genotyping pada para partisipan untuk melihat apakah ada di antara mereka yang mempunyai genotype bawaan yang terkait dengan risiko kanker. Ini termasuk IGF1, IGF2, dan IGFBP3.
Secara umum, para perokok dan non perokok yang tidak meminum teh hijau memiliki resiko kanker paru lima kali lebih besar dibandingkan dengan yang minum setidaknya satu gelas sehari, papar Lin.
Para peminum teh hijau yang tidak memiliki gen bawaan risiko kanker mempunyai penurunan resiko kanker paru sebanyak 66 persen dibandingkan dengan para peminum teh hijau yang memiliki gen bawaan rentan kanker.
Lin sendiri menyatakan, cara terbaik agar tidak terkena sel kanker adalah stop merokok, sedangkan teh hijau hanya mengurangi risiko tersebut.

Sumber: WebMD/ KONTAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar