Minggu, 06 Mei 2012

Vitamin D Efektif Tangkal Virus Influenza

MENJAGA kesehatan dan melindungi diri dari serangan penyakit apa pun merupakan sebuah keharusan. Satu di antaranya virus influenza. Menurut studi terbaru, Anda bisa melindungi diri sendiri dari virus tersebut dengan suplemen vitamin D. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Leukocyte Biology menunjukkan suplemen vitamin D dapat memperkuat kekebalan tubuh terhadap infeksi virus. Keampuhan vitamin D juga ampuh melindungi tubuh orang lanjut usia. Menurut Victor Manuel Martinez-Taboada, peneliti dari Hospital Universitario at the Unversidad de Cantabria in Santander, Spanyol, penelitian terhadap vitamin D terus-menerus dilakukan. Ia menemukan vitamin D sangat penting bagi kesehatan manusia. Ketika terapi konvensional dirasa tidak cukup, vitamin D harus dipertimbangkan sebagai salah satu obat yang bisa membantu penyembuhan. Peneliti membandingkan perubahan perubahan kadar vitamin D dalam darah antara tiga grup partisipan bertubuh sehat yaitu usia muda (20-30 tahun), usia menengah (31-59 tahun), dan usia lanjut (60-86 tahun). Mereka menemukan penurunan kadar vitamin D karena proses penuaan. Mereka lalu meneliti apakah perbedaan kadar vitamin D tersebut juga berhubungan dengan musim. Diketahui, ketika musim dingin, sinar matahari menjadi terbatas. Hasilnya, memang berhubungan. Musim dingin dengan cuaca cenderung gelap ternyata berkaitan dengan kurangnya vitamin D dalam tubuh manusia. "Orang-orang akan lebih mudah terserang virus influenza selama musim dingin dibandingkan musim lainnya. Sejak suplemen vitamin D sangat mudah didapatkan, dan harganya pun tidak terlalu mahal, penemuan ini menjadi penemuan yang sangat menarik," ujar John Wherry, salah satu editor Journal of Leukocyte Biology. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Kapan Tubuh Butuh Antibiotik?

ANTIBIOTIK sepertinya selalu menjadi obat utama yang diberikan dokter kepada pasien. Penggunaan antibiotik tetap perlu untuk menjaga tubuh dari serangan kuman. Tapi bila tak hati-hati dalam mengonsumsi antibiotik, tubuh pula yang akan menjadi tumbalnya. Penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya bisa menciptakan kuman menjadi super. Untuk itu, kecermatan dan kehati-hatian diperlukan sebelum memutuskan mengonsumsi obat, terutama antibiotik.
Untuk memberikan resep antibiotik bagi pasiennya, dokter perlu melakukan pemeriksaan melalui laboratorium atau dengan mengamati sejumlah gejala tertentu. Ada beberapa kondisi yang mengindikasikan sudah saatnya tubuh memerlukan antibiotik, antara lain: 1. Demam Infeksi bakteri dapat memicu yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, dan biasanya juga disertai dengan badan gemetar atau menggigil. Jika tidak ada tanda-tanda seperti ini, dokter biasanya tidak akan menulis resep antibiotik untuk pasiennya. Tetapi perlu diingat, tidak semua demam selalu memerlukan antibiotik, terutama jika disebabkan infeksi virus influenza. Infeksi flu tidak perlu antibiotik dan tidak bisa disembuhkan dengan obat, melainkan akan sembuh dengan sendirinya. 2. Sakit berkepanjangan Infeksi virus influenza bisa diobati dengan antibiotik bila tak kunjung sembuh sehingga berpotensi mengakibatkan penyakit lain yaitu sinus. Jika gejala flu tidak kunjung reda selama beberapa pekan, bisa saja dokter meresepkan antibiotik. 3. Dahak kekuningan Warna dari sekresi pernapasan, seperti lendir dan dahak bisa menjadi pertanda jenis infeksi yang terjadi, apakah virus flu atau infeksi bakteri. Jika infeksi flu, maka lendir akan tetap bening dan tidak kental. Sementara lendir akibat infeksi bakteri lendir akan kental dan berwarna kekuningan atau kehijauan. 4. Tenggorokan sakit Jika terjadi infeksi bakteri di tenggorokan akan ditandai dengan adanya bercak putih di tenggorokan yang sakit, dan tenggorokan biasanya akan berwarna merah. Kebanyakan demam diawali dengan tenggorokan yang sakit. Tetapi kondisi itu tidak selalu diobati dengan antibiotik. Jika tengorokan yang sakit tidak ditandai dengan bercak putih, kondisi ini dapat diatasi dengan obat antiperadangan. 5. Hasil uji laboratorium Sebenarnya cara paling akurat untuk menentukan infeksi bakteri adalah dengan melakukan pengujian laboratorium pada sampel lendir atau air seni, tapi ini butuh banyak waktu dan biaya. Dokter bisa meresepkan antibiotik tanpa melakukan uji laboratorium jika tanda-tanda lain cukup kuat untuk membuktikan adanya infeksi bakteri. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Berbagai Jenis Teh Pemberi Keajaiban bagi Tubuh

Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Tak hanya sebagai pelepas dahaga, secangkir teh juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Berikut enam jenis teh dan perbedaannya:
1. Teh hitam Teh hitam merupakan varietas yang paling umum dengan penetrasi mencapai 75% pasar teh dunia. Terbuat dari daun tanaman Camellia sinensis, yang baisanya digulung, difermentasi, kemudian dikeringkan, dan dihancurkan. Rasanya sedikit pahit dengan kadar kafein paling tinggi dibandingkan jenis lainnya. Mengandung kafein sekitar 50 – 100 mg, bandingkan dengan kopi yang hanya 40 mg. Penelitian menunjukkan, orang yang minum tiga cangkir teh hitam ataulebih per hari mengurangi risiko stroke hingga 21%. Mengandung konsentrasi antioksidan yang cukup tinggi, yang dikenal sebagai theaflavins dan thearubigins. “Senyawa ini memiliki efek yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol darah,” kata Rebecca Baer, ahli gizi dari New York City, seperti dikutip FoxNews. 2. Teh hijau Memiliki rasa yang lebih lembut dibandingkan teh hitam. Setelah dipetik, daun teh dikeringkan dan dipanaskan segera untuk menghentikan proses fermentasi. Mengandung sekitar 25 mg kafein per cangkirnya. Sebuah penelitian menemukan, konsumsi teh hijau per hari menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 10%. Teh hijau kaya akan antioksidan yang disebut catechins. “Senyawa aktif ini untuk mencegah kanker dan semua penyakit yang berhubungan dengan jantung,” kata Karen Collins, ahli gizi dan konsultan nutrisi di American Institute for Cancer Research, Washington. 3. Teh oolong Mirip dengan teh hitam. Perbedaannya terletak pada proses fermentasi yang berlangsung lebih pendek. Teh ini mengandung sekitar 30 mg kafein per cangkirnya. Penelitian menunjukkan manfaat dari teh jenis ini untuk menurunkan berat badan. Wanita yang rajin minum teh oolong dapat membakar lebih banyak kalori daripada mereka yang hanya minum air. Oolong mengaktifkan enzim yang bertanggung jawab untuk melarutkan trigliserida, suatu bentuk lemak makanan yang disimpan dalam sel lemak. 4. Teh putih Berasal dari daun teh yang dipetik saat masih sangat muda, sehingga menawarkan rasa yang lebih ringan dibandingkan jenis teh lain. Setiap cangkirnya hanya memiliki kafein sekitar 15 mg. Dengan proses yang tidak terlalu lama, teh jenis ini mampu menyimpan kandungan antioksidan tertinggi dibandingkan jenis lainnya. Sejumlah penelitian telah menunjukkan, jenis teh ini baik untuk penderita diabetes. Uji klinis hewan percobaan juga menunjukkan peningkatan toleransi glukosa dan menurunkan kolesterol jahat. Para ahli percaya efek yang sama juga terjadi pada manusia. “Teh putih bermanfaat untuk melindungi sistem terhadap potensi kardiovaskular dan kanker,” kata Joe Simrany, presiden Asosiasi Teh Amerika Serikat. 5. Teh beraroma Biasanya dalam bentuk teh hitam, teh hijau, atau teh putih, yang dalam proses peracikan memiliki penambahan aromatik seperti kayu manis, kulit jeruk, atau lavender. Manfaat kesehatannya tergantung senyawa gizi pada jenis teh yang digunakan. Karena pada dasarnya, penambahan tidak akan mengurangi kandungan aromatik dari antioksidan atau senyawa penting lainnya. Tapi, tingkat antioksidan dapat bertambah jika teh dicampur dengan buah seperti blueberry, misalnya. 6. Teh herbal Secara teknis, teh tipe ini tidak berasal dari daun teh yang sebenarnya. Sebenarnya, ini berasal dari campuran berbagai jenis tanaman yang biasanya terdiri dari buah kering, beberapa bunga kering, dan rempah-rempah. Tentu saja, bebas dari kandungan kafein. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition menyebutkan, minum tiga cangkir teh herbal (kembang sepatu) setiap hari membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Ada juga bukti yang menunjukkan, teh chamomile berfungsi untuk meningkatkan kualitas tidur, atau teh peppermint dapat menenangkan perut. Yang perlu diwaspadai saat mengonsumsi teh herbal adalah penurunan berat badan karena teh ini mengandung obat pencahar yang berbahaya. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Minyak Zaitun Pencegah Kanker

MINYAK zaitun dipercaya berkhasiat untuk kecantikan dan pengobatan sejak ribuan tahun silam. Bahkan, bapak kedokteran, Hippocrates, merekomendasikan jus buah zaitun segar sebagai obat sakit mental dan gangguan pencernaan. Para ahli lalu melakukan sejumlah penelitian. Terbukti, dengan menambahkan sedikit minyak zaitun yang kaya vitamin E dan memiliki daya antioksidan ke dalam makanan, sistem pencernaan akan terlindungi dan menghindari risiko terkena kanker usus. Tak hanya sistem pencernaan yang terlindungi, ternyata urusan kanker pun bisa dicegah oleh minyak zaitun. Dimitrios Trichopoulos dari Harvard, AS, menyelidiki kaitan konsumsi minyak zaitun dengan pertumbuhan kanker payudara. Ternyata kaum hawa yang mengonsumsi makanan kaya minyak zaitun, 25 persen lebih kebal serangan kanker payudara. Itu memungkinkan. Sebab, kadungan lemak tak jenuh Omega 9 yang terdapat pada minyak zaitun cukup besar. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Kanker Pankreas

MUNGKIN terbentuknya kanker pankreas di tubuh membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum penderita benar-benar ambruk. Padahal, menurut ilmuwan Amerika Serikat, andai penyakit ini diketahui sejak dini, niscaya angka fatalitas yang mencapai 95 persen bisa dicegah. Analisis genetik tumor oleh Howard Hughes Medical Institute dan Johns Hopkins University menegaskan, mutasi pertama kemungkinan terjadi 20 tahun sebelum penyakit ini menyebabkan kematian. Celakanya daya tahan hidup warga Inggris terhadap kanker pankreas tak jua membaik dalam 40 tahun ini. Sudah begitu, penyakit ini acap kali menjadi agresif dan tidak merespon pengobatan saat kanker mulai terdeteksi. Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature ini menemukan, pertumbuhan tumor tampaknya lembat. Para peneliti mengamati contoh jaringan, baik dari tumor primer pada pankreas dan jaringan tubuh lain di mana kanker telah menyebar, yang disebut tumor metastasis. Semua diamati, seperti bagaimana tumor terjalin, tanda-tanda mutasi, dan titik di mana kode genetik telah berubah. Hasilnya: tumor metastasis rata-rata bermutasi sebanyak 61 kali mutasi, di mana dua pertiganya ada pada tumor pankreas asal. Karena mutasi genetik semacam itu terjadi pada laju yang relatif stabil, akumulasi dari mutasi tersebut memberikan pandangan berapa lama kanker terbentuk dan tumbuh pada setiap tahapnya. Menggunakan 'jam molekuler', para peneliti memperkirakan, rata-rata butuh 11,7 tahun untuk mutasi gen tunggal pada sel pankreas sebelum benar-benar menjadi tumor pankreas 'matang'. Setelah itu tumor masih butuh waktu 6,8 tahun lagi sebelum sel tumor dari pankreas membentuk tumor di organ lain. Namun, pada tahapan ini, biasanya banyak penderita mulai rapuh. Alhasil, sel pangkreas hanya butuh waktu kurang dari tiga tahun untuk "menenggelamkan" sang penderita selama-lamanya. Artinya, dari titik mulai hingga terakhir, perkembangan penyakit ini rata-rata butuh waktu hingga 20 tahun. Dr Bert Vogelstein, peneliti, mengungkapkan, ada dua teori mengapa tumor pankreas begitu mematikan. Kemungkinan "mereka" agresif sejak awal, atau mereka berkembang dengan cepat saat penyakit ditemukan, sehingga hanya sedikit yang bisa dilakukan. "Kami terkejut sekaligus senang saat menemukan bahwa teori kedua yang benar, setidaknya untuk fraksi besar tumor. Itu berarti ada jendela peluang untuk deteksi lebih awal terhadap kanker pankreas," ujar Bert. Sementara Dr Elizabeth Rapley, dari Institute of Cancer Research Inggris mengatakan, temuan tersebut juga membantu menjelaskan mengapa penyakit kanker pankreas sangat sulit diobati saat sudah menyebar ke seluruh tubuh. "Penelitian itu menunjukkan bahwa kode genetik telah berubah saat kanker sudah menyebar ke organ tubuh yang lain. Ini berarti mengembangkan terapi yang efektif untuk pasien dengan penyakit kanker stadium lanjut akan menjadi tantangan tersendiri." Sumber : www.metrotvnews.com

Daun Nimba bisa Menekan Perkembangbiakan Virus HIV

Tahukah Anda pohon nimba? Mungkin kebanyakan masyarakat kita baru mendengarnya. Padahal tanaman ini biasa tumbuh subur di pinggir jalan sebagai pohon peneduh.
Tanaman Nimba memiliki bermacam khasiat yang berguna bagi kesehatan. Penelitian Sonia Arora, asisten profesor di Universitas Kean di New Jersey, menemukan adanya senyawa dalam ekstrak nimba. Senyawa itu diyakini dapat mencegah perkembang-biakan virus HIV/AIDS. Jika penelitian ini benar, lanjut Arora, akan memberikan cara yang lebih murah dan mudah untuk melawan HIV/AIDS. "Dan, tentu saja ada potensi untuk menemukan obat baru berdasarkan molekul hadir dalam nimba," katanya. Selain itu, ekstrak dari daun, kulit, dan bunga nimba selama ini digunakan di India untuk melawan bakteri patogen dan jamur. Sementara cabang pohonnya digunakan sebagai pengganti pasta gigi. Sedangkan ekstrak nimba juga digunakan untuk mengontrol penyebaran malaria. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Langkah Mudah Cegah kanker Serviks

KANKER SERVIKS atau kanker leher/mulut rahim adalah salah satu penyakit yang paling banyak dialami kaum perempuan. Di Indonesia, seorang perempuan diperkirakan meninggal setiap jam akibat kanker tersebut. Data WHO pun menyebutkan, jumlah penderita kanker serviks di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Setiap tahun, terdeteksi lebih dari 15 ribu kanker serviks di Indonesia dengan sekitar 8.000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Disebut kanker leher rahim karena kanker terjadi di bagian leher rahim antara vagina dan rahim perempuan. Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada bagian kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Dari ratusan jenis HPV, hanya beberapa saja yang bisa menyebabkan kanker. Lantas, bisakah kanker serviks dicegah? Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Indrawati Dardiri mengatakan, penyakit kanker serviks bisa dicegah sejak dini dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. "Salah satunya adalah tidak berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan," kata Indrawati di Jakarta, Sabtu (5/5). Cara kedua adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini. Bila sudah menikah atau aktif secara seksual, perempuan wajib memelihara kesehatan tubuh, rutin melakukan pap smear, dan berhenti merokok, katanya. Hal lain yang bisa dilakukan, masih kata dia, adalah memperbanyak konsumsi sayuran yang berwarna hijau tua dan kuning karena jenis makanan ini banyak mengandung beta karoten, vitamin C, serta E yang ampuh menangkal kanker Sumber : http://www.metrotvnews.com

HPV Terkait dengan Kanker Paru?

HUMAN papillomavirus (HPV), virus yang umumnya ditularkan melalui aktivitas seksual dan pemicu kanker serviks, ternyata juga berperan dalam perkembangan kanker paru. Dalam beberapa studi skala kecil, HPV ditemukan pada pasien kanker paru. Namun bagaimana peran virus ini pada perkembangan kanker paru, jika pun ada, masih belum diketahui dengan jelas, kata para peneliti dari International Agency for Research on Cancer (IARC). "Hasil permulaan ini perlu diteliti dalam studi berikutnya untuk lebih jelas mengetahui peran HPV dalam kasus kanker paru," ujar ketua tim peneliti, Devasena Anantharaman, peneliti di Genetic Epidemiology Group, yang merupakan bagian dari IARC. "Namun, dengan menentukan keberadaan virus ini dalam tumor paru bersama dengan penanda lainnya dari kanker yang terkait HPV, perlu ditentukan hubungan sebab akibatnya," kata Anantharaman. Dalam studi yang mengamati jenis HPV di antara 1.633 pasien kanker paru dan 2.729 orang tanpa kanker paru, tim peneliti menemukan fakta bahwa mereka yang tidak menderita kanker paru memiliki jenis HPV lebih sedikit ketimbang pasien kanker paru. Di antara pasien kanker paru, peluang untuk memiliki delapan jenis HPV serius sangat tinggi. Faktor risiko tertinggi untuk kanker paru adalah merokok, namun kebiasaan ini dinilai tidak meningkatkan kemungkinan terinfeksi HPV. Sedangkan hubungan antara HPV dengan kanker paru tetap terbentuk untuk mereka yang perokok, mantan perokok, maupun non-perokok. Hasil ini sama untuk pria maupun wanita. Jenis HPV risiko tinggi, termasuk HPV16 dan HPV18, yang tercatat menyebabkan sekitar 70 persen kasus kanker serviks. Untuk jenis risiko rendah, seperti HPV6 dan HPV11, yang menyebabkan kutil pada kelamin, dan juga ditemukan dalam papillomatosis pernapasan, yaitu penyakit paru tak berbahaya, kata Anantharaman. Sebenarnya ada vaksin untuk mencegah HPV, tapi apakah vaksin yang sama juga memiliki dampak pada kanker paru, sejauh ini belum jelas. Sumber : http://www.metrotvnews.com