Selasa, 06 Januari 2015

Bayi Membiru, Waspadai Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, dimana terjadi kelainan struktur jantung akibat gangguan atau kegagalan perkembangan jantung pada janin. Pembentukan jantung pada janin sendiri mulai terjadi di masa awal kehamilan dan hampir selesai pada 4 minggu setelah pembuahan, yaitu saat seorang ibu baru menyadari kehamilannya. Untuk itu penting bagi setiap ibu yang sedang merencanakan kehamilan untuk menjaga kesehatan dan asupan nutrisinya saat mempersiapkan dan selama periode kehamilan. Meski menjadi penyebab kelainan bawaan tersering pada bayi, namun PJB kerap kali tidak memberikan gejala atau tanda khas saat bayi baru lahir. Pasalnya, sirkulasi darah dan sistem pernapasan masih mengalami transisi dari masa janin ke periode pascalahir, sehingga bayi dengan PJB pun dapat terlihat normal dan baik-baik saja saat baru lahir. Manifestasi klinis kelainan ini memang bervariasi dari yang paling ringan sampai berat. Pada tingkat ringan, sering tidak ditemukan gejala dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan klinis. Sedangkan pada PJB berat, gejala sudah tampak sejak lahir dan memerlukan tindakan segera. Secara garis besar, PJB dibagi dua kelompok, yaitu PJB biru (sianotik) dan PJB nonsianotik. 1. PJB biru lebih cepat menimbulkan gejala dan paling mudah dikenali. Gejala yang paling sering ditemukan adalah bayi menjadi biru saat menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru). Wajah bayi tampak pucat dan biru, ujung tangan dan kaki juga kuku terlihat kebiruan akibat kurangnya aliran darah. 2. PJB non-sianotik, yaitu PJB yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak. PJB non-sianotik umumnya menimbulkan gejala gagal jantung, ditandai dengan sesak yang memberat saat menetek/beraktivitas, bengkak pada wajah, anggota gerak, dan perut, serta gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kurang gizi. Akan tetapi, karena pada umumnya bayi dengan PJB tidak menunjukka gejala, maka bayi-bayi yang memperlihatkan tanda-tanda seperti ini harus diperhatikan lebih lanjut, antara lain: - Bayi sering berhenti menyusu, karena napasnya terseng
al-sengal. - Keringat dingin atau pucat. - Sering mengalami infeksi saluran pernapasan. - Pertumbuhan terhambat (berat badan sulit naik). - Kulit kebiruan terutama bila aktivitas meningkat seperti menangis. - Mudah capek, anak berjalan sebentar kemudian jongkok atau berhenti. - Terlihat detak jantung lebih cepat. Bila tanda-tanda seperti itu muncul, bawalah anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti EKG, rontgen, echocardiography, hingga kateterisasi (memasukkan selang kecil ke dalam jantung) untuk memastikan jenis kelainan jantung anak. Sumber : http://health.kompas.com/

Minggu, 06 Mei 2012

Vitamin D Efektif Tangkal Virus Influenza

MENJAGA kesehatan dan melindungi diri dari serangan penyakit apa pun merupakan sebuah keharusan. Satu di antaranya virus influenza. Menurut studi terbaru, Anda bisa melindungi diri sendiri dari virus tersebut dengan suplemen vitamin D. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Leukocyte Biology menunjukkan suplemen vitamin D dapat memperkuat kekebalan tubuh terhadap infeksi virus. Keampuhan vitamin D juga ampuh melindungi tubuh orang lanjut usia. Menurut Victor Manuel Martinez-Taboada, peneliti dari Hospital Universitario at the Unversidad de Cantabria in Santander, Spanyol, penelitian terhadap vitamin D terus-menerus dilakukan. Ia menemukan vitamin D sangat penting bagi kesehatan manusia. Ketika terapi konvensional dirasa tidak cukup, vitamin D harus dipertimbangkan sebagai salah satu obat yang bisa membantu penyembuhan. Peneliti membandingkan perubahan perubahan kadar vitamin D dalam darah antara tiga grup partisipan bertubuh sehat yaitu usia muda (20-30 tahun), usia menengah (31-59 tahun), dan usia lanjut (60-86 tahun). Mereka menemukan penurunan kadar vitamin D karena proses penuaan. Mereka lalu meneliti apakah perbedaan kadar vitamin D tersebut juga berhubungan dengan musim. Diketahui, ketika musim dingin, sinar matahari menjadi terbatas. Hasilnya, memang berhubungan. Musim dingin dengan cuaca cenderung gelap ternyata berkaitan dengan kurangnya vitamin D dalam tubuh manusia. "Orang-orang akan lebih mudah terserang virus influenza selama musim dingin dibandingkan musim lainnya. Sejak suplemen vitamin D sangat mudah didapatkan, dan harganya pun tidak terlalu mahal, penemuan ini menjadi penemuan yang sangat menarik," ujar John Wherry, salah satu editor Journal of Leukocyte Biology. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Kapan Tubuh Butuh Antibiotik?

ANTIBIOTIK sepertinya selalu menjadi obat utama yang diberikan dokter kepada pasien. Penggunaan antibiotik tetap perlu untuk menjaga tubuh dari serangan kuman. Tapi bila tak hati-hati dalam mengonsumsi antibiotik, tubuh pula yang akan menjadi tumbalnya. Penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya bisa menciptakan kuman menjadi super. Untuk itu, kecermatan dan kehati-hatian diperlukan sebelum memutuskan mengonsumsi obat, terutama antibiotik.
Untuk memberikan resep antibiotik bagi pasiennya, dokter perlu melakukan pemeriksaan melalui laboratorium atau dengan mengamati sejumlah gejala tertentu. Ada beberapa kondisi yang mengindikasikan sudah saatnya tubuh memerlukan antibiotik, antara lain: 1. Demam Infeksi bakteri dapat memicu yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, dan biasanya juga disertai dengan badan gemetar atau menggigil. Jika tidak ada tanda-tanda seperti ini, dokter biasanya tidak akan menulis resep antibiotik untuk pasiennya. Tetapi perlu diingat, tidak semua demam selalu memerlukan antibiotik, terutama jika disebabkan infeksi virus influenza. Infeksi flu tidak perlu antibiotik dan tidak bisa disembuhkan dengan obat, melainkan akan sembuh dengan sendirinya. 2. Sakit berkepanjangan Infeksi virus influenza bisa diobati dengan antibiotik bila tak kunjung sembuh sehingga berpotensi mengakibatkan penyakit lain yaitu sinus. Jika gejala flu tidak kunjung reda selama beberapa pekan, bisa saja dokter meresepkan antibiotik. 3. Dahak kekuningan Warna dari sekresi pernapasan, seperti lendir dan dahak bisa menjadi pertanda jenis infeksi yang terjadi, apakah virus flu atau infeksi bakteri. Jika infeksi flu, maka lendir akan tetap bening dan tidak kental. Sementara lendir akibat infeksi bakteri lendir akan kental dan berwarna kekuningan atau kehijauan. 4. Tenggorokan sakit Jika terjadi infeksi bakteri di tenggorokan akan ditandai dengan adanya bercak putih di tenggorokan yang sakit, dan tenggorokan biasanya akan berwarna merah. Kebanyakan demam diawali dengan tenggorokan yang sakit. Tetapi kondisi itu tidak selalu diobati dengan antibiotik. Jika tengorokan yang sakit tidak ditandai dengan bercak putih, kondisi ini dapat diatasi dengan obat antiperadangan. 5. Hasil uji laboratorium Sebenarnya cara paling akurat untuk menentukan infeksi bakteri adalah dengan melakukan pengujian laboratorium pada sampel lendir atau air seni, tapi ini butuh banyak waktu dan biaya. Dokter bisa meresepkan antibiotik tanpa melakukan uji laboratorium jika tanda-tanda lain cukup kuat untuk membuktikan adanya infeksi bakteri. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Berbagai Jenis Teh Pemberi Keajaiban bagi Tubuh

Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Tak hanya sebagai pelepas dahaga, secangkir teh juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Berikut enam jenis teh dan perbedaannya:
1. Teh hitam Teh hitam merupakan varietas yang paling umum dengan penetrasi mencapai 75% pasar teh dunia. Terbuat dari daun tanaman Camellia sinensis, yang baisanya digulung, difermentasi, kemudian dikeringkan, dan dihancurkan. Rasanya sedikit pahit dengan kadar kafein paling tinggi dibandingkan jenis lainnya. Mengandung kafein sekitar 50 – 100 mg, bandingkan dengan kopi yang hanya 40 mg. Penelitian menunjukkan, orang yang minum tiga cangkir teh hitam ataulebih per hari mengurangi risiko stroke hingga 21%. Mengandung konsentrasi antioksidan yang cukup tinggi, yang dikenal sebagai theaflavins dan thearubigins. “Senyawa ini memiliki efek yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol darah,” kata Rebecca Baer, ahli gizi dari New York City, seperti dikutip FoxNews. 2. Teh hijau Memiliki rasa yang lebih lembut dibandingkan teh hitam. Setelah dipetik, daun teh dikeringkan dan dipanaskan segera untuk menghentikan proses fermentasi. Mengandung sekitar 25 mg kafein per cangkirnya. Sebuah penelitian menemukan, konsumsi teh hijau per hari menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 10%. Teh hijau kaya akan antioksidan yang disebut catechins. “Senyawa aktif ini untuk mencegah kanker dan semua penyakit yang berhubungan dengan jantung,” kata Karen Collins, ahli gizi dan konsultan nutrisi di American Institute for Cancer Research, Washington. 3. Teh oolong Mirip dengan teh hitam. Perbedaannya terletak pada proses fermentasi yang berlangsung lebih pendek. Teh ini mengandung sekitar 30 mg kafein per cangkirnya. Penelitian menunjukkan manfaat dari teh jenis ini untuk menurunkan berat badan. Wanita yang rajin minum teh oolong dapat membakar lebih banyak kalori daripada mereka yang hanya minum air. Oolong mengaktifkan enzim yang bertanggung jawab untuk melarutkan trigliserida, suatu bentuk lemak makanan yang disimpan dalam sel lemak. 4. Teh putih Berasal dari daun teh yang dipetik saat masih sangat muda, sehingga menawarkan rasa yang lebih ringan dibandingkan jenis teh lain. Setiap cangkirnya hanya memiliki kafein sekitar 15 mg. Dengan proses yang tidak terlalu lama, teh jenis ini mampu menyimpan kandungan antioksidan tertinggi dibandingkan jenis lainnya. Sejumlah penelitian telah menunjukkan, jenis teh ini baik untuk penderita diabetes. Uji klinis hewan percobaan juga menunjukkan peningkatan toleransi glukosa dan menurunkan kolesterol jahat. Para ahli percaya efek yang sama juga terjadi pada manusia. “Teh putih bermanfaat untuk melindungi sistem terhadap potensi kardiovaskular dan kanker,” kata Joe Simrany, presiden Asosiasi Teh Amerika Serikat. 5. Teh beraroma Biasanya dalam bentuk teh hitam, teh hijau, atau teh putih, yang dalam proses peracikan memiliki penambahan aromatik seperti kayu manis, kulit jeruk, atau lavender. Manfaat kesehatannya tergantung senyawa gizi pada jenis teh yang digunakan. Karena pada dasarnya, penambahan tidak akan mengurangi kandungan aromatik dari antioksidan atau senyawa penting lainnya. Tapi, tingkat antioksidan dapat bertambah jika teh dicampur dengan buah seperti blueberry, misalnya. 6. Teh herbal Secara teknis, teh tipe ini tidak berasal dari daun teh yang sebenarnya. Sebenarnya, ini berasal dari campuran berbagai jenis tanaman yang biasanya terdiri dari buah kering, beberapa bunga kering, dan rempah-rempah. Tentu saja, bebas dari kandungan kafein. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition menyebutkan, minum tiga cangkir teh herbal (kembang sepatu) setiap hari membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Ada juga bukti yang menunjukkan, teh chamomile berfungsi untuk meningkatkan kualitas tidur, atau teh peppermint dapat menenangkan perut. Yang perlu diwaspadai saat mengonsumsi teh herbal adalah penurunan berat badan karena teh ini mengandung obat pencahar yang berbahaya. Sumber : http://www.metrotvnews.com

Minyak Zaitun Pencegah Kanker

MINYAK zaitun dipercaya berkhasiat untuk kecantikan dan pengobatan sejak ribuan tahun silam. Bahkan, bapak kedokteran, Hippocrates, merekomendasikan jus buah zaitun segar sebagai obat sakit mental dan gangguan pencernaan. Para ahli lalu melakukan sejumlah penelitian. Terbukti, dengan menambahkan sedikit minyak zaitun yang kaya vitamin E dan memiliki daya antioksidan ke dalam makanan, sistem pencernaan akan terlindungi dan menghindari risiko terkena kanker usus. Tak hanya sistem pencernaan yang terlindungi, ternyata urusan kanker pun bisa dicegah oleh minyak zaitun. Dimitrios Trichopoulos dari Harvard, AS, menyelidiki kaitan konsumsi minyak zaitun dengan pertumbuhan kanker payudara. Ternyata kaum hawa yang mengonsumsi makanan kaya minyak zaitun, 25 persen lebih kebal serangan kanker payudara. Itu memungkinkan. Sebab, kadungan lemak tak jenuh Omega 9 yang terdapat pada minyak zaitun cukup besar. Sumber : http://www.metrotvnews.com