Sabtu, 14 April 2012

Pantangan Buat Anak Autis

Ahli gizi telah mengatakan bahwa autisme diduga berhubungan dengan lingkungan, gen dan makanan. Untuk menyediakan gizi seimbang dan nutrisi yang baik bagi perkembangan otak, anak autis perlu banyak memakan makanan yang mengandung omega 3 dan mineral. Beberapa ahli gizi menganjurkan untuk berpantang dari makanan yang mengandung gluten dan kasein. Sebenarnya belum ada penelitian yang jelas mengenai dampak pola makan ini terhadap gejala autis. Namun banyak orangtua yang mengklaim pola makan ini efektif mengurangi gejala autis pada anaknya. Berikut adalah jenis makanan yang harus dipantang oleh penderita autis: Gluten Gluten adalah protein yang terkandung dalam gandum, barley dan tepung terigu. Kelompok advokasi autisme bernama Talk About Curing Autism (TACA) merekomendasikan orangtua dengan anak autis untuk membaca label makanan dengan hati-hati dan menghindari asupan gluten. TACA juga merekomendasikan untuk menghindari millet dan oat karena diolah di dekat pengolahan gluten dan besar kemungkinannya telah terkontaminasi. Baik barley, millet dan oat merupakan bahan yang banyak digunakan dalam sereal. Karena gluten banyak mengandung vitamin dan serat, menerapkan pola makan anti gluten akan memerlukan panduan ketat dari ahli gizi dan dokter agar anak autis tetap mendapat nutrisi yang cukup. Kasein Kasein adalah protein yang ditemukan pada banyak produk makanan. Semua produk susu mengandung kasein termasuk keju, yoghurt, susu sapi, susu kambing, susu domba dan bahkan ASI. Kasein sama seperti gluten, diduga mempengaruhi proses metabolisme pada individu autis. Menurut TACA, mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan ini menyebabkan gejala sulit berkomunikasi dan sulit melakukan kontak sosial. Menghindari asupan kasein dari makanan harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi berharga seperti kalsium dan vitamin C. Kedelai Kecap, tempe dan minyak kedelai adalah beberapa makanan yang mengandung kedelai. Beberapa makanan lain juga menggunakan kedelai sebagai bahan bakunya. TACA merekomendasikan penyandang autis untuk menghindari produk kedelai karena kedelai yang diproduksi di Amerika sering dimodifikasi secara genetik sehingga bisa menyebabkan alergi makanan. Bacalah label makanan dengan cermat dan waspada. Meskipun tidak ada penelitian yang dengan jelas menegaskan bahwa membatasi asupan kedelai dapat membantu meringankan gejala autisme, TACA menyatakan bahwa orangtua yang menerapkan pola makan ini menyaksikan perbaikan gejala autis pada anak-anaknya. "Hal terpenting yang dapat dilakukan orangtua untuk anak yang mengidap autis adalah menyediakan makanan dengan gizi yang seimbang. Jika orangtua berfokus hanya menghindari makanan tertentu tanpa memberikan makanan dengan gizi seimbang, akibatnya justru bisa berbahaya." Sumber: Detik Health

Selera Musik dan Dampaknya Bagi Kesehatan Tubuh

Mendengarkan musik bisa bermanfaat bagi kesehatan, mulai dari meredakan stres hingga mempercepat masa pemulihan sesudah sakit. Tapi hati-hati, ada beberapa jenis musik yang justru merugikan kesehatan jika terlalu sering didengarkan. http://health.detik.com/read/2012/04/13/153039/1891941/763/selera-musik-dan-dampaknya-bagi-kesehatan-tubuh

Tips Buat Orangtua yang Punya Anak Autis

Autisme masih menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar orangtua. Beberapa orangtua langsung merasa stres saat mendengar anaknya didiagnosis autisme. Beberapa pusat penanganan anak autis sudah banyak tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Sayangnya, orangtua penyandang autis di daerah mungkin merasa kesulitan jika hendak merujuk anaknya. Di kalangan masyarakat juga masih ada pemahaman bahwa anak-anak autis bisa menularkan penyakitnya. Maka, beberapa orangtua justru menyembunykan anaknya yang mengidap autis. Pada kenyataannya, penanganan autis di tingkat nasional memang masih jalan di tempat. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengeluarkan Peraturan Menteri no. 10 tahun 2011 yang berisi tentang pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus, yaitu hak untuk hidup, mendapat perlindungan dan tumbuh kembang. Beberapa anak penyandang autisme diketahui memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun kemampuan ini kurang tergali dengan optimal karena kurangnya kemampuan berkomunikasi penyandang autis. "Anak-anak autis sulit diukur IQ-nya karena kemampuan verbalnya lemah. Padahal kecerdasan tidak hanya diukur lewat kognitif saja, tetapi juga lewat aspek lain seperti kemampuan visual dan kemampuan musik. Banyak anak-anak autis yang ternyata memiliki kemampuan lebih di bidang musik dan seni" . Untuk mengoptimalkan kemampuan anak autis, sebaiknya orangtua tidak menitiberatkan pada hal yang sulit dilakukan anak. Misalnya, apabila anak tidak menyukai pelajaran bahasa dan lebih menyukai matematika, maka anak jangan dibebani dengan menggenjot belajar bahasa, namun sebaiknya lebih berfokus untuk mengembangkan kemampuan matematikanya. "Seringkali orang tua atau guru mengeluh anak autis sulit melakukan atau mempelajari beberapa hal. Padahal, salah satu kunci dalam mengembangkan kemampuan anak autis secara optimal adalah dengan berfokus pada kemampuan yang bisa dilakukan. Jangan berkonsentrasi pada hal yang tidak bisa ia lakukan," kata Kasandra Putranto, psikolog dari Kasandra Associates dan ketua K3PIK (Kelompok Peduli Penanganan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus). Salah satu faktor yang paling penting dalam keberhasilan penanganan autisme adalah keterlibatan dan komunikasi orang tua. Orang tua tidak seharusnya menyerahkan sepenuhnya penanganan anaknya yang menyandang autis kepada terapis. Pada banyak kasus, anak autis berhasil berkembang menjadi lebih baik jika orang tua ikut memantau dan terlibat dalam terapi di rumah, apalagi dalam menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang sulit. Sumber : Detik Health

[pressabout33c178c39a138853057ba051171eae09.html]

[pressabout33c178c39a138853057ba051171eae09.html]

<meta name="pressabout-site-verification" content="4f40f477eaa3a548523532dd0b6d8a42"/>

Senin, 02 April 2012

Efek buruk komputer pada mata

Liputan6.com:Mobile
<a href="https://twitter.com/shintasandrova" class="twitter-follow-button" data-show-count="false" data-lang="id" data-size="large">Ikuti @shintasandrova</a>
<script>!function(d,s,id){var js,fjs=d.getElementsByTagName(s)[0];if(!d.getElementById(id)){js=d.createElement(s);js.id=id;js.src="//platform.twitter.com/widgets.js";fjs.parentNode.insertBefore(js,fjs);}}(document,"script","twitter-wjs");</script>